Wednesday 21 March 2012

Budaya Sex Remaja Ponorogo



Perkembangan pada era globalisasidiimbangi dengan  pesatnya arus teknologi informasi yang masuk seperti lewat tentunya membawa dampak tersendiri bagi perkembangan jiwa para remaja yang masih mencari jati diri yang condong terjebak pada perilaku buruk misalnya sex bebas apalagi di dukung dengan menjamurnya warung remang-remang atau kafe terselubung ikut mendorong budaya negatif tersebut.
Dari hasil penulusuran kami sat menemui salah seorang pekerja yang memperbaiki sebuah kafe yang berada disebuah pinggiran kota ponorogo tentunya membuat hati orang tua yang mermpunyai anak remaja terasa miris dan was-was akan kondisi anaknya.

Waduh mas waktu saya membongkar dinding kafe yang terbuat dari bamboo banyak sekali kondom_kondom bekas dipakai, kalau dihitung jumlahnya bias mencapai ratusan”, kata bayu seorang pekerja yang memperbaiki sebuah café. Padahal pengunjung café ini bias dikatakan 90 persen adalan pelajar”, imbuhnya lagi.
Mayoritas remaja di Kota Reog Ponorogo, Jawa Timur, diduga sudah pernah melakukan hubungan pranikah atau seks bebas, kata Ketua Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) Ponorogo, Endang Retno Wulandari, Jumat. “Estimasi tersebut didasari hasil survei secara acak yang telah mereka lakukan selama enam bulan terakhir. Hasilnya, jumlah remaja putri yang pernah melakukan hubungan pranikah atau seks bebas mencapai kisaran 80 persen,” katanya.
Persentase sedikit lebih besar terjadi pada kelompok remaja pria. “Perilaku seks bebas di kalangan remaja ini sudah pada tahap mengkhawatirkan,” ujarnya. Namun, aktivis perempuan dan anak ini terkesan enggan menyebut data spesifik.
Meski mengaku telah melakukan penelitian bersama tim selama berbulan-bulan, kesimpulan adanya 80 persen remaja Ponorogo yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah itu tak pernah dia rinci secara terbuka.
Ia hanya merujuk wartawan agar mengadopsi data kepolisian yang menurutnya tak beda jauh dengan hasil investigasi KPPA. “Data yang kami terima hampir sama dengan yang ada di kepolisian (Polres Ponorogo),” katanya.
 “Harus ada upaya bersama dari pihak-pihak terkait mulai dari orang tua, guru, pemerintah, pemuka agama, serta lembaga swadaya masyarakat untuk mengatasi masalah ini. Jika tidak, remaja kita akan semakin hancur,” kata Retno.
Hal senada disampaikan Ketua PKK Ponorogo, Sulastri Amin. Dalam sebuah kesempatan pertemuan dengan puluhan ibu-ibu PKK se-Kota Reog, istri orang nomor satu di Kabupaten Ponorogo ini menyatakan prihatin dengan banyaknya remaja setempat yang sudah mengenal seks bebas. “Banyaknya remaja yang melakukan seks bebas ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” ujarnya dengan nada prihatin.


sumber: http://kata-katakota.blogspot.com

No comments:

Post a Comment