Owww tepatnya hari ini dilaksanakannya demo kenaikan BBM di seluruh nusantara di hari Selasa 27 Maret 2012 yang sebelumnya kemarin sudah dilakukan demo kecil-kecilan, ribuan masyarakat Ponorogo turun dari berbagai wilayah di Ponorogo dengan berduyun-duyun mendatangi kantor DPRD dan Pemkab menolak kenaikan harga BBM minyak yang oleh pemerintah akan diselenggarakan pada 1 April 2012 mendatang.
Proses demo dilaksanakan sekitar pukul 10.00 WIB, mahasiswa dari tujuh kampus dari kabupaten Ponorogo bergabung dalam gerakan Mahasiswa Ponorogo (GEMAPO) yang berjumlahkan sekitar 150 mahasiswa.
Bupati Ponorogo Amin dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ponorogo Agus Widodo menolak rencana kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Amin dan Agus membubuhkan tanda tangan di lembaran kertas nota kesepahaman yang disodorkan saat demonstrasi ratusan mahasiswa, Senin, 26 Maret 2012.
Dalam nota kesepahaman yang disusun mahasiswa itu, tercantum dua poin kesepakatan, antara lain penolakan kenaikan harga BBM dan tuntutan agar pemerintah pusat meninjau ulang kontrak kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas (migas) asing yang berinvestasi di Indonesia.
Amin tak memberikan pernyataan terkait tanda tangan yang dibubuhkan. Ia hanya mengimbau mahasiswa damai dalam menyampaikan aspirasi. “Pokoknya aspirasi disampaikan dengan baik,” katanya singkat lantas masuk kembali ke kantor Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
Bersama Wakil Bupati Ponorogo Yuni Widyaningsih, Amin sempat menemui sekitar 150 mahasiswa dari tujuh kampus yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ponorogo (Gemapo). Yuni menolak jika tanda tangan yang dibubuhkan bupati itu dianggap sebagai wujud pembangkangan pada kebijakan pemerintah pusat. “Kami dipilih rakyat. Kalau keputusan pemerintah pusat tidak prorakyat, kami turut menolak,” kata Wakil Bupati yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Ponorogo ini.
Sikap yang sama dilakukan Ketua DPRD Ponorogo Agus Widodo. “Sebagaimana sikap PDI Perjuangan di pusat sampai daerah, saya juga menolak kenaikan harga BBM,” ujar politikus PDI Perjuangan Ponorogo ini seusai membubuhkan tanda tangan di halaman gedung DPRD setempat.
Dalam nota kesepahaman yang disusun mahasiswa itu, tercantum dua poin kesepakatan, antara lain penolakan kenaikan harga BBM dan tuntutan agar pemerintah pusat meninjau ulang kontrak kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas (migas) asing yang berinvestasi di Indonesia.
Amin tak memberikan pernyataan terkait tanda tangan yang dibubuhkan. Ia hanya mengimbau mahasiswa damai dalam menyampaikan aspirasi. “Pokoknya aspirasi disampaikan dengan baik,” katanya singkat lantas masuk kembali ke kantor Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
Bersama Wakil Bupati Ponorogo Yuni Widyaningsih, Amin sempat menemui sekitar 150 mahasiswa dari tujuh kampus yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ponorogo (Gemapo). Yuni menolak jika tanda tangan yang dibubuhkan bupati itu dianggap sebagai wujud pembangkangan pada kebijakan pemerintah pusat. “Kami dipilih rakyat. Kalau keputusan pemerintah pusat tidak prorakyat, kami turut menolak,” kata Wakil Bupati yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Ponorogo ini.
Sikap yang sama dilakukan Ketua DPRD Ponorogo Agus Widodo. “Sebagaimana sikap PDI Perjuangan di pusat sampai daerah, saya juga menolak kenaikan harga BBM,” ujar politikus PDI Perjuangan Ponorogo ini seusai membubuhkan tanda tangan di halaman gedung DPRD setempat.
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2012/03/26/058392598/Bupati-Ponorogo-Tolak-Kenaikan-Harga-BBM
Semoga semuanya berjalan dengan damai ya Sob !
ReplyDeleteSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
hmm katanya gacx jadi naik mas hhmm
ReplyDeletetunjukan bahwa ponorogo demo dengan tertib, sopan dan damai, ponorogo bisa.......
ReplyDelete